Ida Khamidah

Saya seorang guru SD Al-Fath Cirendeu, Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Liburan Mendadak Ke Yogya (5)

#Tantanganmenulis60hari

#Tantangangurusianaharike-44

Liburan Mendadak ke Yogya (5)

28 November 2019, Terik mentari begitu hangat hingga menembus jendela kaca di ruang kerjaku. Waktu belajar telah usai. Semua siswaku telah keluar meninggalkan kelas. Tapi, Aku belum juga beranjak dari ruanganku. Aku memilih tertarik dengan ponselku. Gerakan jemariku meluncur kepada sebuah aplikasi penyedia jasa penginapan, Booking.com.

Aku segera mengetik data isian ke mesin pencarian. Kupastikan aku mengetik tujuan kunjungan dengan benar. “Cling” informasi penginapan berderet panjang. Gerakan jemariku melewati satu persatu informasi itu. Namun, tiba-tiba bola mataku memfokuskan diri.

2 bed,

1 kamar mandi di dalam,

wifi,

sarapan,

3-4 km dari pusat kota.

Kipas angin

Rp 250 ribu/malam

“Ah, sepertinya kamar ini cocok dengan kami” pikirku.

Tanpa berpikir panjang, aku pun segera mengklik tanda persetujuan. Aku langsung memesan kamar untuk 4 malam. Konfirmasi persetujuan dari pemilik penginapan pun sudah kudapatkan. Tinggal melakukan pembayaran DP (Down Payment) sebagai tanda jadi.

“Ting!”

Sebuah pesan konfirmasi transfer telah terkirim. Segera kusalin buktinya, lalu ku kirim ke nomor WA (Whatsapp) yang tersedia pada layanan admin penginapan itu. Beberapa saat kemudian, balasan WA dari pemilik penginapan itu telah ku terima.

“Alhamdulillah, lega rasanya” ucapku

Satu-satu proses perjalanan kami dapat terpenuhi dengan lancar. Tinggal menunggu untuk pembelian tiket kepulangan.

30 November 2019.

Pengalaman saat pembelian tiket secara online yang lalu, memberikan pengalaman kali pertama bagi kami. Pemesanan kedua tentunya akan lebih mudah pencariannya. Pukul 03.36 WIB kami telah mendapat konfirmasi via email, bukti pemesanan tiket kepulangan telah berhasil.

Beberapa saat sebelumnya, kami bangun dini hari. Pada jam-jam ini waktu yang mudah untuk melakukan pencarian tiket. Entah aku yang tidak paham, pembayaran tetap kami lakukan dengan transfer melalui ATM. Kami pikir dapat dilakukan melalui mobile banking, namun kami gagal fokus. Lagi-lagi saya dan suami harus keluar pagi-pagi sekali hanya untuk mengunjungi ATM. Alhamdulillah, semua itu tak berarti apa-apa dengan kebahagiaan kami karena satu-satu akomodasi perjalanan berlibur telah digenggaman.

“Lucu” rasanya seperti lelucon. Kami seperti diperbudak hanya karena sebuah tiket kereta api. Harus bangun dini hari, harus ke ATM pula. Tapi hikmahnya, kami dapat berlatih bangun malam untuk ibadah. “Sambil menyelam minum air”.

Pamulang, 28 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali reportasenya

28 Jun
Balas

Terima kasih Ibu Soendari

29 Jun

Terima kasih Ibu Setia

29 Jun
Balas

Kerennn bund

29 Jun
Balas



search

New Post