Ida Khamidah

Saya seorang guru SD Al-Fath Cirendeu, Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Liburan Mendadak ke Yogya (12) (Keliling Malioboro)

Liburan Mendadak ke Yogya (12) (Keliling Malioboro)

#Tantanganmenulis60hari

#Tantangangurusianaharike-51

Liburan Mendadak ke Yogya (12)

(Keliling Malioboro)

Bismillah, Jum’at, 27 Desember 2019

Setelah semalaman cukup beristirahat, tubuh kami kembali segar. Selepas subuh kami belum terburu-buru untuk meninggalkan kamar. Kami sengaja untuk menunggu sampai Si Ade terbangun dengan sendirinya. Kami menyadari bahwa melakukan perjalanan membawa balita harus ekstra hat-hati. Cukup istirahat adalah salah satu kuncinya agar perjalanan hari itu dapat ia lalui dengan senang.

Kami pun memastikan kembali ke tempat mana saja yang akan kami kunjungi di hari pertama di Yogyakarta ini. Kami memutuskan untuk berkeliling seputar pusat kota Yogyakarta saja. Tentunya Jalan Malioboro menjadi tempat yang paling diminati untuk memijakkan kaki kali pertama. Kemudian tempat bersejarah lainnya. Hingga kami bisa menemukan sebuah masjid saat tiba waktu salat jum’at nantinya, Hari itu adalah hari Jum’at. Inilah salah satu tujuan mengapa kami sengaja berangkat di hari sebelumnya agar pada hari Jum’atnya kami sudah berada di sini, di Yogyakarta. Kami, khususnya Si Ayah ingin mencicipi bagaimana rasanya salat Jum’at di masjid Yogyakarta.

Aku browsing kembali tempat mana saja yang akan kami telusuri. Jalan Malioboro, sudah pasti. Kami mencari informasi masjid bersejarah di seputar Kota Jogya ini. Kami menemukan Masjid Gedhe. Pas sekali, tempatnya berdekatan dengan tempat-tempat lainnya dan memiliki nilai sejarah perkembangan Islam. Masjid ini masuk ke dalam daftar tempat untuk dikunjungi di Kota Jogyakarta. Selain itu terdapat Keraton Yogyakarta, Nol Kilometer, Benteng Vredeburg, dan Bank BNI.

Waktu terus bergulir. Kami bersiap-siap untuk berpetualang menyusuri Kota Yogyakarta. Kami sudah mempersiapkan barang apa saja yang akan kami bawa. Nah, asyiknya menginap di tempat ini, para tamu mendapat sarapan pagi berupa roti yang dilengkapi dengan selai/meses. Juga disediakan teh/kopi yang semuanya dilakukan secara selfservice. Jadi, untuk sementara kami memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mengisi perut kami pagi itu. Oiya, air hangat untuk mandi Si Ade juga bisa diambil dari dapur yang sudah disediakan. Kita juga bisa memasak sendiri makanan yang kita mau. Wah, benar-benar ekonomis ya. Pas di kantong turis backpacker seperti kami.

Sekitar pukul 8 pagi kami sudah bersiap diri. Hari itu, kami kompak mengenakan pakaian nuansa hitam dan jingga. Saldo pembayaran non tunai untuk akomodasi selama di Yogya telah kupenuhi. Aku pun segera menekan tombol pemesanan taksi online. Tak menunggu lama, taksi pesanan kami datang dan siap membawa kami menuju jalan Malioboro.

“Bleg” Suara pintu mobil telah tertutup. Kami sudah berada di posisi duduk masing-masing. Si Ayah selalu duduk di depan berdekatan dengan driver. Sementara kami bertiga berada di seat belakangnya. Kami selalu sempatkan untuk berdoa agar diberi perlindungan oleh Allah SWT. Mobil yang kami tumpangi tak dapat melaju dengan cepat. Musim liburan membuat banyak kendaraan memadati ruas jalan raya. Perjalanan kami pun sedikit tersendat. Alhamdulillah, driver yang membawa kami sangat ramah. Sambil menunjukkan tangan, Beliau memberi informasi sebuah tempat yang sering dikunjungi artis atau bahkan mengadakan live music di sana. Tak terasa, obrolannya mengiringi perjalanan kami hingga 40 menit lamanya.

“Ini, Pak, Bu, Jalan Malioboro. Kita sudah sampai” Begitu sapaan driver taksi itu.

“Oh, sudah sampai, Pak? Jawab kami seraya bingung.

“Turun di Mall Malioboro saja ya, Bu lebih adem” Sang Driver menawarkan.

“Tidak apa-apa, Pak. Turun di sini aja” pinta kami.

“Wah, inikah Jalan Malioboro itu?” senyum mengembang di bibir kami.

JALAN MALIOBORO. Dengan antusias kami keluar dari taksi online tersebut. Serasa mimpi kami bisa menapaki jalan itu. Suasananya sangat ramai. Hilir mudik para wisatawan memadati jalan ini. Tampak juga wisatawan seperti kami yang baru tiba di lokasi. Para pedagang makanan berjejer di sepanjang jalan ini. Perut kami masih terasa lapar. Sengaja kami ingin menikmati sarapan pagi di sini.

Di sepanjang warung makan ini hampir semuanya tak sepi dari pengunjung. Kami memilih warung makan yang terletak di sisi Jalan Malioboro. tampak warung itu tidak begitu ramai, sehingga kami bisa berlama-lama di sana. Lalu, kami memesan dua nasi gudeg, sepiring nasi goreng ayam, dan semangkuk bakso. Didampingi es teh manis menambah kesegaran sarapan pagi itu.

Di samping warung makan itu, tampak sebuah monumen dalam bentuk bongkahan batu. Sambil menunggu makanan datang, Kami menyempatkan diri untuk mengambil beberapa gambar sebagai kenangan.

Sambil menikmati sarapan pagi itu, kami mengamati keadaan sekeliling. Tampak rombongan wisatawan lokal yang beramai-ramai berswa foto. Mereka begitu bahagia, sebahagia dengan tawa yang mereka lepaskan. Di seberang jalan, tampak para pedagang batik dan kerajinan lainnya berjejer menggelar dagangannya. Penyedia jasa andong pun hilir mudik mengantarkan wisatawan ke tempat tujuan. Sementara itu, para tukang becak pun berjejer tak bosan-bosannya menawarkan jasanya kepada para wisatawan yang datang. Kami ingin sekali menyusuri sepanjang Jalan Malioboro ini selepas sarapan nanti. Melihat-melihat ada apa saja di sana.

Alhamdulillah, makanan dalam piring kami mulai habis. Sarapan pagi ini cukup menambah energi bagi kami. Kami pun segera membayar sejumlah uang. Sambil si Mas kembali dengan uang kembalian kami masih tetap berada di meja kami. Kami masih mengobrol tentang rute selanjutnya yang akan kami tempuh.

Di saat sedang asyik-asyiknya mengobrol tiba-tiba "Glompraaaang!!!", piring, mangkuk, gelas serta alat makan lainnnya yang berasal dari meja kami, semua berhamburan ke lantai. Sangat kaget! Ada apa ini? Rupanya, salah satu kaki meja itu terperosok ke dalam lubang kecil penutup saluran air. Tanpa sadar meja itu bergeser saat kami sedang mengobrol tadi. Satu mangkuk pun pecah. Kami meminta maaf atas kejadian yang tidak mengenakkan ini. Alhamdulillah si Mas pemilik warung itu tidak mempermasalahkan hal ini. Sebagai permintaan maaf, kami pun melebihkan pembayaran di warung itu. Pembelajaran yang sangat berharga bagi kami agar lebih berhati-hati. Kami segera pamit dan meneruskan perjalanan hari itu. Maafkan kami ya, Mas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, saya jadi kangen Yogya, nih. Yogyakarta berhati nyaman. Salam hangat, salam literasi, jabat erat selalu.

05 Jul
Balas

Terima kasih Pak Edi. Salam kenal. betul, Pak. Yogya ngangenin, hehehe

06 Jul

Terima kasih Pak Edi. Salam kenal. betul, Pak. Yogya ngangenin, hehehe

06 Jul

Terima kasih Pak Edi. Salam kenal. betul, Pak. Yogya ngangenin, hehehe

06 Jul

Terima kasih, Ibu Raden.

06 Jul
Balas



search

New Post