#Tantanganmenulis60hari

#Tantangangurusianaharike-47

Liburan Mnedadak ke Yogya (8)

Mataku masih terpana dengan pesona gerbong ekonomi ini. Kesegaran wajah baru meliputi keseluruhan interior kereta. Tak ada kesan suram seperti pada masa itu. Tampak kursi penumpang yang tertata rapi. Warna abu muda memberikan kesan cerah dan lembut. Kursi penumpang pun sudah tersusun saling berhadapan. kita tak perlu membalikkanya terlebih dahulu, jika arahnya tak sesuai dengan yang kita mau. Penggantung serbaguna terpasang di dinding kereta. Jendela kaca juga dilengkapi tirai halus yang siap menghalau panasnya sinar matahari dari luar. Meja gantung mungil yang mulus terpajang di antara seat panjang. Akan lebih manis jika diletakkan secangkir kopi di atasnya. Charge station juga tersedia tepat di bawah meja gantung mungil itu. Jangan ditanya ruangannya dingin atau tidak. “Berrrr” hembusan angin dari pendingin ruangan itu menusuk kulitku. Kereta ekonomi rasa eksekutif. Begitulah kira-kira aku menggambarkan kereta Gaya Baru Malam Selatan. Perombakan yang luar biasa. Terima kasih kepada semua pihak yang bekerja keras untuk menciptakan kenyamanan penumpang seperti kami ini. Sungguh kami sangat mengapresiasi penyegaran ini. Mari kita jaga kereta ini agar tetap baik seperti ini.

15 menit kemudian kereta akan segera melaju. Kami berdoa dan bersiap duduk manis menikmati perjalanan 10 jam lamanya. Kami berharap tak dihinggapi rasa bosan. Tak lupa kamera selfi siap membidik wajah-wajah bahagia kami.

“Bu, aku lapar. Tolong siapkan makanan ya!” sapaan suamiku memulai perjalan kami. Ah, Iya. Kami memang belum sarapan. Aku hanya menyuapi sedikit makanan kepada Kakak dan Ade saja. Sarapan yang hampir terlewat ini menjadi kesibukan pertama di awal-awal perjalanan kami. Setelah selesai mengkondisikan perut kami, kesibukan lainnya pun mulai menjalar. Kami mengobrol, menonton di ponsel, mainan mobil-mobilan, menggambar, ngemil, bahkan kami juga tertidur, serta bergilir posisi duduk menjadi hal yang seru karena kaki yang pegal.